Memanasnya hubungan Iran dan Israel memunculkan nama-nama pemimpin Iran yang ditakuti Israel, salah satunya adalah Presiden Iran, Ebrahim Raisi. Sosok Raisi dan dua pemimpin lain yang dikabarkan keturunan Nabi Muhammad SAW ini, menjadi sorotan karena pengaruh dan sepak terjang mereka.
Presiden Iran Ebrahim Raisi
Di balik gejolak politik ini, Iran memiliki banyak figur berpengaruh yang disegani, termasuk Panglima Korps Garda Revolusi Iran (IRGC). Sosok-sosok pemimpin Iran ini, seperti Raisi, memiliki sejarah menarik. Raisi, contohnya, pernah bergabung dengan kantor kejaksaan di barat daya Iran dan kemudian dipromosikan menjadi jaksa agung Iran.
Baca juga: Langka, 2030 Nanti Umat Islam Bakalan Lebaran Dua Kali dalam Setahun
Pemimpin Tertinggi dengan Otoritas Luas Ali Khamenei
Ali Khamenei adalah Pemimpin Tertinggi Iran sejak tahun 1989. Sebelumnya, ia menjabat sebagai Presiden Iran dari tahun 1981 hingga 1989. Khamenei memiliki otoritas luas dalam struktur kekuasaan Iran dan memiliki pengaruh besar terhadap kebijakan dalam negeri dan luar negeri.
Dalam konteksnya, keluarga Khamenei diidentifikasi sebagai salah satu keluarga Sayyid Azerbaijan Iran. Sebuah klaim muncul dalam film dokumenter TV Al-Manar pada Maret 2020 yang menyatakan bahwa Khamenei sendiri merupakan keturunan ke-38 dari Nabi Muhammad melalui putranya Hussain Asghar, yang juga dikenal sebagai putra Imam Sajjad.
Baca juga: Kerja Online Tanpa Modal Lewat HP? Ini 5 Pilihannya!
Panglima IRGC Hossein Salami
Hossein Salami adalah seorang tokoh penting dalam Korps Garda Revolusi Islam Iran (IRGC) dan saat ini menjabat sebagai Panglima IRGC. Pada 2019, Amerika Serikat menetapkan Hossein Salami sebagai teroris asing.
Ketegangan berawal dari serangan terhadap konsulat Iran di Suriah, yang dituding dilakukan oleh Israel. Hal ini berbalas dengan serangan drone dan rudal dari Iran ke Israel, meskipun berhasil ditahan oleh sistem pertahanan udara Israel.
Ketegangan antara Iran dan Israel dikhawatirkan berlanjut dan berujung pada serangan lanjutan dengan strategi berbeda. Situasi ini menjadi pengingat akan kompleksitas hubungan kedua negara dan potensi bahaya yang bisa ditimbulkan dari eskalasi konflik.