Anak GTM adalah istilah yang digunakan untuk menyebut anak yang melakukan Gerakan Tutup Mulut saat disuapi makanan. Ini bisa terjadi karena berbagai alasan, seperti kurangnya kenyamanan, atau mungkin ada hal tertentu. Kalau sudah begini, orang tua biasanya suka bingung bahkan stress, terutama si ibu. Apalagi kalau GTM disertai berat badan anak yang seret bahkan turun.
Aku menulis begini karena pengalaman pribadi. Anakku tipe yang jarang GTM, tapi pernah juga di fase anak GTM parah. Hal ini benar-benar berpengaruh ke bb anakku, hingga akhirnya aku stress dan susah fokus untuk beraktivitas.
Baca juga: Resep MPASI Gadon Sapi: Enak dan Bergizi
Apa Saja Penyebab Anak GTM?
Membahas tentang penyebab anak GTM, tentu ini sangat bervariasi. Menurut IDAI, GTM pada anak dapat disebabkan oleh sejumlah faktor, termasuk kebosanan, sakit, tidak adanya rasa lapar, bahkan trauma terhadap makanan tertentu.
Praktik pemberian makan yang tidak tepat, terutama sejak fase penyapihan atau saat memulai pemberian makanan pendamping ASI (MPASI), menjadi penyebab umum.
Pentingnya pemberian makan yang benar melibatkan aspek-aspek seperti waktu yang tepat, jumlah dan kualitas makanan, kebersihan dalam persiapan dan penyajian, serta kecocokan dengan tahapan perkembangan anak.
Sangat penting untuk menyesuaikan tekstur dan rasio makanan padat dan cair sesuai dengan usia dan kebutuhan anak, karena ketidaksesuaian ini dapat membuat anak enggan makan karena mungkin makanannya tidak sesuai dengan kemampuan mereka untuk mengunyah atau mencerna.
Anakku mulai GTM parah saat memasuki usia satu tahun. Sebelumnya dia sangat lahap makan apapun; ati ayam, ikan, daging, telur, brokoli, wortel, kuah santan, kuah lodeh, kuah sayur bening, semur, dan lain-lain. Semua makanan dilahap habis sehingga aku tidak pernah berpikir akan berada di fase “Anak GTM parah”.
Sebagai ibu baru yang terbiasa menyuapi anak dengan mudah tanpa hambatan, akhirnya aku juga berpikir tentang apa saja penyebab anak GTM. Aku sampai stress dan masak berkali-kali yang semuanya tidak dimakan si kecil.
Jujur saat anak GTM, aku lebih susah fokus bekerja dan jadi mudah emosi. Tidak tinggal diam, aku segera mencari solusi.
Aku langsung cari informasi seputar anak GTM, mulai dari penyebab dan cara mengatasinya. Aku sudah terapkan feeding rules, anakku juga selalu duduk setiap kali makan. Semuanya kulakukan dan tidak berhasil.
Hingga akhirnya aku tahu penyebab anakku GTM adalah sedang tumbuh gigi. Entahlah jika ada faktor lain, tapi menurutku tumgi di awal usia satu tahun juga sangat berpengaruh pada nafsu makan anakku.
Baca juga: Pengalaman Anak Minum Apialys Drop: Bersyukur Banget
Apa Ada Vitamin untuk anak GTM?
Jujur, waktu itu aku juga beli vitamin penambah nafsu makan untuk si kecil. Aku nonton di beberapa channel Youtube hingga akhirnya menjatuhkan pilihan pada salah satu suplemen yang digadang-gadang bisa menambah nafsu makan anak.
Dengan berbekal kepercayaan dan harapan yang tinggi, aku beli suplemen itu di apotek terdekat. Buru-buru kuberikan pada anak untuk melihat responnya; ternyata dia tidak suka. Aku berikan beberapa hari penuh drama karena anakku menolak. Tidak ada hasil sama sekali. Hingga akhirnya aku menyerah memberikan vitamin penambah nafsu makan.
Cara Mengatasi anak GTM parah
Lantas, bagaimana cara mengatasi anak GTM 1 tahun yang sudah kuterapkan? Jawabannya aku rangkum dalam beberapa poin berikut. Tapi ini lebih ke caraku mengatasi anak GTM dari dia 1 tahun sampai sekarang:
- Aku kasih anak opsi makanan yang dia mau; berkuah atau tanpa kuah. Kalau saat aku kasih makanan berkuah dia lepeh lebih dari 3 kali, aku langsung ganti yang tidak berkuah, begitu pula sebaliknya.
- Hindari makanan yang tidak dia suka. Kalau anakku telur dadar, sayur lodeh, rawon, dan kuah santan. Tentunya ini butuh observasi ya, fems.
- Aku akan kasih dia minum setiap kali dia mulai lepeh lepeh makanan. Jika tetap dilepeh terus meski sudah minum, itu berarti saatnya kita menyerah pada keputusan anak.
- Aku ajak dia makan sambil nonton video di televisi (Ini katanya tidak bagus fems, tapi aku tidak punya pilihan).
- Setiap kali dia melepeh makanan langsung aku pancing dengan makanan yang dia suka, misalnya buah yang kupotong kecil atau kentang rebus.
- Aku turunkan tekstur jadi seperti bubur (ini pasti juga tidak boleh, tapi saat GTM parah aku menerapkan cara ini).
- Kalau anak GTM karena tumbuh gigi, turun tekstur jadi solusiku sampai sekarang.
- Biarkan anak makan sendiri.
- Beri camilan tinggi kalori.
- Ajak anak olahraga pagi agar dia lapar. Setiap menjelang makan, aku biasanya ajak dia beraktivitas yang lebih banyak agar dia jadi lahap saat jam makan utama.
- Hindari memberi susu, ciki, atau roti sebelum makan utama. Biasanya anak menolak karena kenyang duluan.
- Aku hanya kasih permen dan cokelat pada anak dalam porsi yang sangat kecil, hanya saat dia minta ketika di luar.
Itu beberapa cara yang aku lakukan saat menghadapi anak yang sedang GTM parah. Nanti kalau ingat lagi akan aku update ya.
Sebagai sesama ibu, tentu kita tahu bagaimana tekanan menghadapi anak yang GTM. Ini bahkan bisa mengganggu aktivitas sehari-hari termasuk kerjaan.
Masalah GTM seolah menjadi momok yang sangat ditakuti dalam menemani tumbuh kembang si kecil, tapi sebagai orang tua, ini juga salah satu cara kita untuk ikut berproses dan belajar bersama anak.
Bagaimanapun, makan itu proses pembelajaran seumur hidup yang terus berlanjut dari masa kanak-kanak hingga dewasa. Penting bagi kita semua untuk memahami bahwa kebiasaan makan yang baik dan pola makan yang sehat adalah kunci untuk menjaga kesehatan dan kesejahteraan kita sepanjang hidup.
Kunci penting yang aku pegang sekarang adalah tetap memberi anak makanan bergizi saat makan utama, terutama protein hewani.
Aku mungkin belum memanen hasilnya sekarang, tapi percaya deh suatu saat kebiasaan makan yang baik untuk anak yang kita terapkan saat ini akan membuahkan hasil yang baik. Terutama saat anak mulai sekolah.