Salah satu masalah yang cukup sering menghampiri anakku adalah tekstur BAB yang agak encer. Mungkin karena dia juga memiliki alergi. (Sekarang di usia 22 bulan tekstur BAB-nya sudah normal).
Tapi selama frekuensi BAB-nya tidak sering, aku biasanya tidak akan memberinya obat apalagi memeriksakannya ke dokter. Hingga suatu hari anakku mengalami diare cukup lama, disertai batuk pilek, dan mual.
Pengalaman Anak 1 Tahun Diare
Usia anakkua saat itu sekitar 15 bulan. Tiba-tiba dia mencret. Tidak ada keluhan lain, hanya tekstur BAB yang cair dan frekuensi BAB yang tidak seperti biasa. Hal yang membuatku tidak segera memeriksakannya adalah rasa ragu.
Entah kenapa aku sempat berpikir bahwa saat itu dia hanya mengalami toddler’s diarrhea. Nah, ini merupakan istilah medis yang digunakan untuk menggambarkan pola diare yang sering terjadi pada anak usia toddler (balita), biasanya antara 6 bulan hingga 3 tahun.
Gejalanya meliputi seringnya buang air besar yang cair dan sering, tetapi anak mungkin tetap sehat dan tumbuh dengan baik. Meskipun disebut “diare”, kondisi ini tidak selalu menunjukkan penyakit atau infeksi tertentu, melainkan bisa dipengaruhi oleh makanan tertentu, intoleransi, atau sensitivitas.
Karena waktu itu dia memang baik-baik saja, jadi aku tidak kepikiran untuk membawanya ke dokter. Aku malah mendiagnosa sendiri kalau dia sedang mengalamai diare balita.
Baca juga: Pengalaman Anak GTM Parah: Aku Pakai Cara Ini
Hingga akhirnya anakku mengalami mual, batuk pilek, dan diarenya tambah parah. Aku langsung membawanya ke dokter. Saat itu BB anakku turun 1 ons, yang kata dokter berarti si kecil tidak mengalami dehidrasi.
Setelah diperiksa, ada beberapa hal yang dituturkan oleh dokter kepadaku, diantaranya:
- Anakku tidak boleh minum susu soya maupun sapi (karena ada riwayat alergi). Kalau diarenya sudah membaik, dia boleh minum susu kembali. Tapi kalau untuk susu sapi perlu evaluasi lebih lanjut.
- Anakku dilarang mengonsumsi protein hewani terlebih dahulu, karena bisa memperparah diarenya (selama masih diare). Jadi saran makanan untuk anak diare dari dokter anakku yaitu nasi lemas, kuah, tahu, dan tempe. Udah itu aja selama anak masih diare. Lagi-lagi, ini karena anakku punya alergi.
- Beberapa obat dan suplemen yang dokter resepkan antara lain probiotik (Interlac), Zinc, Lanos (pilek), sama masih ada dua obat lagi yang aku lupa.
- Untuk Zinc wajib dikonsumsi sampai habis. Karena rasanya yang agak aneh, anakku kurang terlalu suka. Sehingga harus ada drama selama minum zinc.
Setelah rutin mengonsumsi obat dan suplemen tersebut, anakku semakin membaik. Lalu di hari yang ke-5 anakku sudah sembut total.
Buat kamu yang anaknya sedang mengalami alergi, segera periksakan ke dokter supaya segera mendapatkan penanganan yang tepat. Oh ya, saat anak masih diare di awal-awal yang sempat kukira hanya diare biasa, aku sempat memberinya Lacto-B 3 kali sehari, kadang membaik, kadang diarenya kambuh lagi. Ingin memberinya zinc, tapi aku takut tentang dosisnya.
Baca juga: Pengalaman Anak Minum Apialys Drop: Bersyukur Banget
Jadi, jalan terbaik memang membawa si kecil ke dokter untuk tahu apa yang sedang dialami anak, serta bagaimana langkah yang perlu kita lakukan.
Membahas mengenai obat untuk diare, zinc memegang peranan yang sangat vital untuk mengatasi diare pada anak. Zinc memegang peranan penting bagi anak yang diare karena:
- Memperkuat sistem kekebalan tubuh: Zinc membantu tubuh anak melawan infeksi yang menyebabkan diare. Zinc meningkatkan produksi sel darah putih, yang membantu melawan bakteri dan virus.
- Memperbaiki penyerapan nutrisi: Zinc membantu tubuh anak menyerap air dan elektrolit, yang penting untuk mencegah dehidrasi. Zinc juga membantu tubuh anak menyerap nutrisi lain, seperti protein dan vitamin A, yang penting untuk pemulihan.
- Mempercepat penyembuhan usus: Zinc membantu memperbaiki kerusakan pada lapisan usus yang disebabkan oleh diare. Zinc juga membantu merangsang pertumbuhan sel baru di usus.
- Mengurangi durasi diare: Penelitian menunjukkan bahwa pemberian zinc kepada anak yang diare dapat membantu mengurangi durasi diare dan jumlah tinja yang dikeluarkan.
- Mencegah komplikasi: Zinc dapat membantu mencegah komplikasi serius dari diare, seperti pneumonia dan sepsis.
Sebanyak itu lho khasiat dari Zinc, yang mana aku sendiri juga mengakuinya. Buktinya anakku bisa sembuh dalam waktu yang cukup singkat.
Lalu, untuk dosis zinc anak diare perlu disesuaikan dengan umur si kecil. Untuk lebih amannya, kamu bisa langsung berkonsultasi ke dokter ya, fems.