Sebagai orang tua, rasa frustrasi pasti muncul ketika melihat si kecil susah makan dan berat badannya tak kunjung naik. Aku pun merasakan hal yang sama, fems.
Walaupun anakku tergolong mudah makan, dengan protein hewani seperti ikan menjadi favoritnya, kenaikan berat badannya tetaplah lamban. Ditambah lagi saat dia mengalami GTM (Gerakan Tutup Mulut), berat badannya semakin mengkhawatirkan.
Perasaan ini mungkin juga dirasakan oleh ibu-ibu lain di luar sana yang senasib.
Bagaimana dengan kalian, fems? Apa kamu juga mengalami hal yang sama? Mari kita saling berbagi cerita di sini.
Baca juga: Simple: Ini Resep Masakan Anak 2 Tahun yang Susah Makan
Sampai Usia Berapa Anak Mengalami GTM?
Saat menulis ini, anakku berusia 2 tahun. Kadang-kadang dia masih tetap GTM. Apalagi kalau banyak distraksi saat dia makan. Misalnya dia tiba-tiba tantrum atau temannya datang.
Kalau lagi terganggu, otomatis dia jadi pengen turun dari kursi makannya dan stop makan. Aku sedih banget kalau ini terjadi.
Tapi yang paling bikin sedih adalah saat dia bilang “gak mau” ketika aku suapin. Dia adalah tipe yang tidak pernah bilang tidak untuk makanan. Dulu dia tipe GTM yang melepeh makanan.
Jadi tetap mangap meskipun akhirnya dilepeh. Nah, di usia 2 tahun ini dia akan menutup mulut dan marah saat lagi GTM. Lalu, apa yang aku lakukan?
Aku sedih, bahkan pernah sampai nangis dan tantrum. Orang-orang bilang aku terlalu jahat karena setiap anak GTM pasti aku marah-marah. Di sisi lain, ada berat badan yang harus aku kejar. Saat makannya banyak saja BB seret, apalagi dia tidak mau makan.
Baca juga: Pengalaman Anak Demam, Diare, Muntah, dan Tidak Mau Makan
Bagaimana Solusi Saat Anak GTM?
Ada banyak hal yang perlu kita coba untuk mengatasi anak yang GTM. Salah satunya memvariasikan makanannya. Kalau aku biasanya akan kasih dia menu dengan kuah atau tanpa kuah. Kalau dia menolak yang tanpa kuah, akan segera kuganti dengan menu berkuah.
Jika tetap tidak mau, berarti memang dia tidak mau makan. Bisa jadi karena sakit, bapil, atau masalah lain. Tapi ada juga yang anaknya sehat tapi tetap tidak mau makan.
Bagaimanapun, masalah anak GTM seperti sebuah persoalan yang tidak bisa berhenti. Setiap hari, kita dihadapkan pada tantangan untuk membujuk, menenangkan, dan memastikan si kecil mendapatkan asupan nutrisi yang cukup.
Perasaan lelah, khawatir, dan bahkan putus asa pun tak jarang melanda. Kita ingin memberikan yang terbaik untuk mereka, namun terkadang usaha kita seolah mentok di jalan buntu.
Kalau sudah seperti ini, jangan lupa untuk berbagai permasalahan dengan suami. Meskipun pada akhirnya, beliau pasti akan berkata “Sabar”. Memang benar, solusinya adalah sabar. Kita harus sabar setelah usaha kita melakukan berbagai upaya gagal.
Tidak mungkin juga kita memaksa anak makan. Dokter juga tidak banyak menolong (jika GTM tidak berkaitan dengan hal medis seperti penyakit tertentu). GTM memang harus dihadapi dengan sabar.
Di sisi lain, perlu diingat bahwa GTM tidak selalu disebabkan oleh faktor psikologis atau kebiasaan makan. Dalam beberapa kasus, GTM bisa menjadi pertanda adanya masalah medis tertentu.
Terutama jika disertai dengan gejala lain seperti demam, penurunan berat badan yang drastis, atau kelelahan yang berlebihan, penting untuk segera berkonsultasi dengan dokter anak.
Kalau tidak ada gejala tertentu yang dianggap membahayakan, bisa saja si kecil memang sedang berada di fase GTM. Anakku sedang mengalami ini selama tiga hari.
Jika seminggu belum juga membaik, maka aku akan membawanya ke dokter anak. Jika kamu berada di fase anak GTM, tunggu sampai tiga atau empat hari, fems.
Jika si kecil masih saja tidak mau makan setelah empat hari atau dalam waktu yang menurutmu sudah mengkhawatirkn, lebih baik membawanya ke dokter anak. Apalagi jika maunya hanya minum susu.
Meskipun susu mengandung beberapa nutrisi penting, nutrisi yang lebih lengkap dan seimbang hanya dapat diperoleh dari real food, yaitu makanan utuh dan tidak diproses.
Semangat ya. Ada banyak ibu di luar sana yang sedang berjuang seperti kita.